Blinking Hello Kitty Angel Jurnal Bunga Matahari: Maret 2015

Sabtu, 21 Maret 2015

Sesuatu yang mengganjal.

Kurang lebih sehari sebelum Ujian Sekolah.

Semuanya berjalan ketika semua dimulai dengan hati yang tenang,iya,itu benar.

Seperti hal yang lazim dilakukan di sekolah-sekolah negeri sebelum diadakan ujian sekolah atau ujian nasional, sekolah  juga mengadakan itu, dan acara seperti ini adalah salah satu momen yang aku suka, mengapa ? Karena muhasabah itu kadang dilupakan. Sibuk mengejar dunia,tanpa memikirkan bagaimana akhiratnya. Cuma memikirkan kepentingan sendiri,dan mengesampingkan kepentingan orang lain. Hanya mau dimengerti oleh orang lain, tanpa mau memikirkan dan mengerti masalah orang lain.
Dan kemarin, guru agama paling dikagumi yang  lebih sering disebut Abi, menuturkan kalimat-kalimat yang (selalu) berhasil menohok relung hati bahkan yang paling dalam,dikoyak hingga menyadari,mengingat dan merenungi bahwa semua kejadian di dunia ini bisa saling berakibat, mungkin saja semua kegagalan, kesedihan, sakit hati yang kita rasakan itu juga pernah dirasakan oleh orang lain dan hal itu disebabkan oleh....kita.
Iya,kita. Lewat pandangan, lisan dan perbuatan kita.
Bagian yang paling melegakan adalah,ketika kita saling memaafkan. Saling meminta doa,agar Allah meridhoi apa-apa yang kita usahakan.

Tapi untukku, walaupun sudah meminta doa dari semua orang tetap saja ada yang janggal, ada sesuatu yang mengganjal. Ada sebuah tempat yang masih kosong. Siapa yang seharusnya menempati ? . . .

Jawaban yang paling memungkinkan adalah, wanita yang aku minta doa dan ridhonya tiga tahun yang lalu. Wanita yang merangkulku ketika aku tidak yakin akan masuk di sma yang saat ini ternyata aku adalah salah satu siswinya yang akan mengikuti ujian sekolah. Wanita yang membuatku merasa menjadi manusia paling bahagia ketika melihat senyum di wajahnya saat membaca surat penerimaanku,tiga tahun lalu.

Jika kalian pernah membaca sebuah kalimat "Kamu akan merasa seolah-olah tertutup satu pintu surga untukmu ketika ibumu telah tiada", mungkin kalimat itu ada benarnya.

Ketika ibu masih ada, betapa mudahnya mengucapkan kalimat "Tolong doakan ya bu.." dan semuanya berjalan tanpa ada kesulitan yang berarti. Sungguh,jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah doa, dan aku sangat percaya bahwa hampir setiap kalimat harapan yang dikatakan ibu untukku adalah sebuah doa yang pasti akan dikabulkan Allah.

Ingin rasanya mengatakan hal itu lagi. Dan perasaan rindu itu sedikit terobati ketika dapat mengucapkan kata-kata itu kepada salah satu ibu guru dan saat bermaaf-maafan antara siswa dan guru, beliau merangkulku, cukup lama. Sambil membisikkan sebuah kalimat yang berhasil membuatku tak bisa menahan air mata yang sudah aku tahan karena kegengsianku, "Sukses ya nak.." .

Jika kalian berkata "Kamu bisa meminta doa pada ayahmu."
"Iya,memang. Kekuatan doa orangtua, ayah ataupun ibu, sama hebatnya."
Tapi entah, dari dulu, sesosok wanita mulia itu punya keistimewaan. Bukan,bukan aku tidak sayang dengan ayah. Aku sayang keduanya,dan aku yakin ayah selalu mendoakan anak-anaknya. Tapi tetap saja pasti ada perasaan 'ada sesuatu yang hilang'.

Dan sampai saat ini, kejanggalan itu masih terasa.
Walau begitu, masih besar keyakinanku bahwa setiap doa yang diucapkan oleh orang- orang yang menyayangiku adalah doa-doa yang tulus,dan Allah selalu punya jawaban terbaik untuk setiap doa hamba-Nya.

Salam semangat, untuk setiap siswa yang akan menempuh US,UN dan pencarian PTN :)