Blinking Hello Kitty Angel Jurnal Bunga Matahari: Juli 2020

Sabtu, 25 Juli 2020

tidak tahu diri.

Manusia itu, kadang lupa jika dirinya sudah berkali-kali diselamatkan dari dosa. Diingatkan dan ditegur melalui apa yang dilihat dan didengar pun belum tentu sadar.

Manusia itu, sombong. Merasa sudah berusaha sebaik-baiknya.
Padahal di belakang tubuhnya semakin bertumpuk dosa-dosa.

Meminta pertolongan dan berharap pada sesama manusia. 
Lupa bahwa ada Zat yang Maha Mengatur Segalanya.

Manusia itu, aku.

Rabu, 22 Juli 2020

kalau sudah takdir.

Hari ini aku belajar.
Seburuk apapun kelihatannya sebuah kemungkinan,
se-tidak mungkin apapun sesuatu,
se-mustahil apapun rasanya,
seburuk apapun prasangka,
jika Tuhan bilang terjadi, pasti terjadi. 

Manusia hanya butuh berusaha, lalu pasrah. 
Berdoa semoga dikuatkan untuk setiap kemungkinan.
Memohon jauh-jauh hari untuk hati yang tetap lapang.
Untuk setiap keputusan yang sudah sejak beribu-ribu tahun lalu ditetapkan.

Selasa, 07 Juli 2020

Sayang Paling Tinggi

Ketika kamu bilang tentang rasa sayang,
Kamu harus mengerti wujudnya bukan hanya materi.

Rasa sayang tertinggimu pada seseorang adalah ketika namanya masuk ke dalam untaian kata pinta pada Yang Maha Kuasa.

Setiap pagi.
Setiap hari.
Setiap kamu akan beranjak mengistirahatkan diri.

Ketika anganmu dengannya tidak hanya di dunia saja
Tapi di akhirat pun berharap bisa bersua 

Dan kamu,
adalah nama yang selalu disebut oleh seseorang dalam doanya. 

Tunda Saja Bahagianya

Minggu pagi,
aku bahagia dan bersyukur sekali.
Tahu kenapa? 

Aku makan setengah mangkuk lontong sayur.

Sepele sekali, ya?

Tapi, 
Lontong sayur bukan hal yang sepele
untuk seseorang yang menahan keinginannya selama hampir seminggu.
Rasa lontong sayur menjadi sangat enak ketika hari-hari sebelumnya aku selalu menahan diri agar tidak makan berlebihan di pagi hari.
Kecuali di hari libur, hari ketika tubuh dan pikiran yang lelah perlu dihibur. 

Dari kelezatan lontong sayur itu aku jadi mengerti,
kebahagiaan yang ditunda akan lebih terasa berlipat-lipat bahagianya.
Rasa syukurnya akan sangat terasa ketika kebahagiaan itu diterima.

Jadi, 
aku berbisik kepada Yang Maha Kuasa,
tidak apa-apa jika ada bahagia yang harus ditunda.
Aku ingin merasakan syukur yang luar biasa dan kebahagiaan yang lebih lama.

Jika setengah mangkuk lontong sayur saja sudah bisa memberikan kebahagiaan yang luar biasa,
Bagaimana dengan hal yang tidak hanya terkait dengan dunia?



Pasti lebih besar bahagianya.

Dunia itu Lelah

Semakin bertambah usia,
aku merasa dunia itu melelahkan sebenarnya

Bahagianya fana
Sedihnya pun juga

Seringkali kita lupa diri
Mengejar sesuatu yang tidak akan dibawa mati
Mencari yang tidak akan benar-benar dimiliki
Segala rupa keindahan berlomba untuk dikoleksi

Tapi jika ditanya,
"Sudah siap kembali?" 
Rasanya bekal yang akan dibawa belum mencukupi

Semoga aku, kamu, kita
Tidak pernah lupa 
Bahwa yang dipertanggungjawabkan adalah semua 
Banyak? Iya

Kampung halaman kita bukan di sini
Jalan yang panjang di depan sana menanti

Kita hanya sedang menepi
Melenturkan badan, melemaskan kaki
Mengumpulkan apa yang kira-kira dibutuhkan 

Sesudah itu kita lanjutkan perjalanan lagi

Jangan terlalu khawatir dengan yang terjadi di sini
Ketika rasa cemas mulai melingkupi,
Ingat, 
Kelak, mungkin kita tidak akan mengingat bahkan memperdulikannya sama sekali
Atau pertanyakan pada diri,
"Apakah Tuhan akan mempertimbangkan hal ini?"
Jika tidak, maka jangan biarkan pikiranmu dipenuhi

Mungkin bukan hari ini,
Tapi, suatu hari nanti kamu pasti akan menyadari,


Prioritas kita hanya surga.

Rabu, 01 Juli 2020

jadi begini.

Aku pernah diajarkan,

jangan pernah membenci seseorang yang melakukan hal menyebalkan. 
Jangan benci dirinya, fokus pada perbuatan.

Lebih baik lagi jika kamu bisa mendoakan.
Semoga Ia tidak mengulanginya,
dan sadar bahwa itu sebuah kesalahan.

Sejak saat itu, 

aku berusaha untuk tidak pernah membenci siapa-siapa lagi. 





...
kamu mengerti?