Blinking Hello Kitty Angel Jurnal Bunga Matahari: April 2021

Jumat, 30 April 2021

manusia.

Dulu aku merasa harus selalu terlihat baik di mata orang lain.
Harus selalu terlihat sempurna.
Harus selalu terlihat bisa.
Harus selalu terlihat tau. Bukan, bukan sok tau atau seakan tau segalanya, tapi aku malu untuk menunjukkan bahwa aku tidak bisa. Bahwa aku tidak tahu. 
Aku malu kalau terlihat bodoh.
Tidak bisa menyelesaikan sesuatu.
Butuh bantuan seseorang. Aku malu.

Tapi di satu titik, akhirnya aku menyadari.

Tidak apa-apa sesekali terlihat tidak baik-baik saja.
Aku boleh mengekspresikan jika aku lelah, aku kesal, aku kecewa, aku sedih. Asal tidak berlebihan.
Tidak apa-apa jika aku tidak tahu segalanya. Aku tidak serta merta menjadi bodoh atau memalukan jika aku tidak tau atau tidak bisa melakukan beberapa hal.
Wajar untuk mengatakan
"Aku nggak tahu"
"Aku belum bisa"
"Ini bagaimana caranya"
"Gimana melakukannya"
"Aku harus ngapain"
"Tolong tunjukkin caranya dulu"
"Ini gimana ya"

Sesederhana karena,
ya gapapa. 



Kamis, 22 April 2021

🌻

Tidak satu pun bibit bunga matahari hadiah dari mbak tumbuh. 
Padahal sudah ku tebar mereka semua di tanah-tanah yang subur, 
dan setiap hari berharap melihat batang hijau kecil tumbuh dari tanah. 
Tapi tak pernah ada. 

Mungkin, bunga-bunga matahari itu belum bisa muncul dan mekar dengan indah di musim ini. 

Tidak apa-apa.

Suatu hari nanti aku akan punya rumah sendiri dengan bunga-bunga matahari yang tumbuh cantik dan tinggi.


🌻





Kamis, 15 April 2021

Selasa, 13 April 2021

(masih) jatuh.

Perempuan itu belum tahu ujung lubang hitam itu dimana.
Dan dia mulai lelah dalam jatuhnya.

Sabtu, 10 April 2021

kontradiksi.

Sebenarnya, aku takut mendengar jika orang lain berbicara dengan nada tinggi. Bahkan bisa menangis mendengar orang lain dimarahi. 

Tapi sendirinya kadang tanpa sadar berbicara dengan nada tinggi, apalagi kepada makhluk yang disebut laki-laki dan
mereka yang tidak bisa diberitahu sekali-dua kali. 

Aku tahu ekspresi wajahku tidak bersahabat, tapi akan panik setengah mati kalau orang lain menganggapku jahat.

Ternyata rezeki itu sesederhana orang-orang yang sudah tau kalau Afifah itu senyebelin ini dan mau mengerti, atau bahkan tidak peduli.  

Kamis, 08 April 2021

apa ya.

Kalau umur 20-an itu se-roller-coaster ini
aku mau jadi anak TK lagi 

yang nangisnya cuma gara gara jatuh dari ayunan atau tangannya terjepit di jungkat-jungkit

yang ketawanya sesederhana..
aku lupa pernah ketawa karena apa

yang bahagianya sesederhana dijemput tepat waktu oleh ibu

yang sedihnya cuma gara-gara 
apa ya
aku juga lupa pernah sedih banget karena apa saat TK

misuh.

Mau pura pura kuat sampai kapan?

Kata hati kepada pikiran.

Minggu, 04 April 2021

mati rasa.

dia memasuki waktu bagian tidak bisa membedakan mana sedih mana bahagia.
keduanya tampak sama.
keduanya fana.

Sabtu, 03 April 2021

buk.

Tiba-tiba kangen ibuk.

Masa-masa ketika geret-geret selimut dan bantal lalu dibolehin tidur di depan tv karena gak bisa tidur di kamar.

Ketika Afifah kecil masih sering kambuh asmanya dan salah satu 'obat' paling ampuh adalah ibuk usap usap punggungnya.

Ketika bahagia-nya Afifah sesederhana dibeliin barbie atau segala benda dengan bentuk atau gambar hello kitty.

Meluk ibuk pas beliau bobok-in abang kecil, eh malah ikut ketiduran.

Dimarahin ketika goreng tempe apinya kegedean, dan waktu itu masih SD. Abis itu ngambek karena mikirnya ya-kan-aku-sudah-berusaha-kok-dimarahin.
Eh setelah itu ibuk bilang karena ibuk mau ku bisa ngapa-ngapain sendiri dengan sempurna.

Diantar jemput waktu awal-awal masuk SMA. 
Bahkan ketika les yang jaraknya dari rumah gak seberapa. 

Ditemenin belajar. 
Bahkan hingga tengah malam.
Dimarahin pas udah kecapekan tapi masih keukeuh mau belajar, hehe

Dibikinin makanan atau minuman hangat 

Dipeluk pas nangis. Setelah dimarahi, nangis, abis itu juga dipeluk

Dibilang, "Gapapa, gak usah dipaksa. Lakukan apa yang kamu suka" setelah bilang " Gak bisa" untuk melakukan sesuatu yang memang gak disuka

Buk, kangen.
Sesekali,
Di rumah juga terputar memori ketika ibuk masih di sini.

Jumat, 02 April 2021

jatuh.

Seorang perempuan sengaja menjatuhkan dirinya pada lubang hitam yang ujungnya masih semu.

Hanya dengan alasan 
yang entah asli atau palsu.

Pada lubang hitam itu,
berterbangan kata-kata penuh ragu. 

Hanya saja perempuan itu seolah tidak mau tahu. 

Dia sudah terlanjur terperangkap dalam lubang hitam itu, katanya. 
Dan untuk beranjak begitu saja, dia tidak bisa.
Hatinya terlalu takut membiarkan lubang hitam itu menganga tanpa ada apa-apa. 

Jadi, sang perempuan memilih untuk menjatuhkan dirinya. 
Sambil berharap di ujung lubang hitam itu ada dunia baru yang belum pernah diketahuinya. 
Dunia yang lebih bahagia. 

Setidaknya, 
jika setelah Ia sampai pada dasarnya,
lubang hitam itu tertutup rapat dan tiba-tiba hilang,
sehingga penantiannya sia-sia, 
Ia tidak akan merasa kehilangan apa-apa. 
Begitu pikirnya. 

Perempuan itu menjatuhkan diri. 
Hanya untuk tau dimana ujung lubang hitam itu. 

Kata-kata mengasihani bahkan hujatan untuk sang perempuan, 
dipersilahkan. 

mengganggu.

Kenapa
wanita usia 20-an, 
rentan dengan pertanyaan 
"Jadi kapan?"
apalagi kalau bukan soal pernikahan.

satu dua kali 
mungkin aku masih bisa tersenyum bahkan tertawa
tapi lama-kelamaan
aku bosan.

"tapi kan itu bisa jadi doa"

kalau begitu
doa-nya diutarakan dalam hati saja
tidak perlu jadi kalimat tanya

"ya kan memang sudah waktunya.."

Awal dua puluhan itu bukan soal pernikahan
Lalu, apa kabar dengan mimpi dan cita-cita?

"ya kan orang takut kamu keburu tua"

tenang saja, masalah ini juga sudah ku utarakan pada Tuhan lewat doa
lagi pula, umurku baru awal dua puluhan, bukan sudah ratusan

"ya tinggal tidak usah didengar saja"

Telingaku tidak ada tombol hidup dan matinya

'"kan bukan hanya kamu yang ditanyai"

aku tidak peduli

----

Aku masih butuh waktu untuk mencintai diriku sendiri

Aku masih butuh waktu untuk tidak membandingkan diriku dengan perempuan lain

Aku masih butuh waktu untuk tidak melihat hanya kurangnya diriku di pantulan kaca

Aku masih butuh waktu untuk tidak selalu menimbang berat badan
menyesali apa yang aku telan
dan menahan diri tidak makan 
karena rasa takut yang berlebihan

Aku masih butuh waktu untuk bisa menerima diriku apa adanya

Aku masih butuh waktu untuk tidak merasa sedih dan kehilangan motivasi secara tiba-tiba

Aku masih butuh waktu untuk tidak merasa hampa

Aku masih butuh waktu untuk tidak merasa diriku tidak bisa apa-apa

Aku masih butuh waktu 
untuk meyakinkan diri
bahwa aku
juga bisa
dicintai
tanpa
tapi

mungkin suatu saat nanti. 

Aku hanya masih butuh waktu. 

Untuk kamu yang juga merasa seperti ini.
Tidak apa. 

Kita hanya butuh waktu.



Kamis, 01 April 2021

mengadu.

Ada saat-saat ketika rasanya sangat sulit untuk berkomunikasi dengan manusia.
Entah kamu yang kebingungan mencari cara untuk menyusun kata-kata dan menyampaikan maksud,
atau mereka yang sepertinya tidak bisa mengerti dan memahami. 
Meskipun dijelaskan berkali-kali.
Hingga kamu hampir putus asa. 

Dan jika sudah seperti itu, 
aku memilih untuk mengutarakan semuanya pada Tuhan.

Karena pada dasarnya, pikiran dan perasaan manusia-manusia itu ada di genggaman-Nya.

"Tuhan. Terserah pada-Mu bagaimana caranya, tapi tolong sampaikan...."