Jumat, 13 November 2020
pasangan idaman.
kita semua berharga.
prasangka baik.
Tuhan, aku iri.
Jumat, 30 Oktober 2020
Fariha.
Minggu, 25 Oktober 2020
waktu.
Aku tidak bangun siang, tidak juga tidur lagi.
Aku sudah membuat jadwal hal-hal yang harus kulakukan hari ini. Dan mengerjakannya satu persatu dengan selalu memperhatikan dan memperhitungkan waktu.
Tapi waktu tetap tidak mau berkompromi. Dia bosan dengan aku yang selalu berjalan hati-hati. Dia ingin berlari.
Baru saja selesai mengikuti kelas online, lalu menyiapkan materi untuk pertemuan pukul satu siang nanti,
Tiba-tiba waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang.
Masih banyak hal yang harusnya sudah kulakukan, tapi semua belum terlaksana pada kenyataan.
Aku mencoba mengingat apa yang kulakukan dari tadi.
Adakah waktu yang terbuang? Adakah waktu yang ku curi?
Tapi seingatku tidak. Aku sudah berusaha memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Atau mungkin aku salah.
***
Seketika aku ingin menangis.
Aku menjatuhkan diri lalu merengek kepada Tuhan,
"Tuhan, banyak yang harus dan ingin kulakukan tapi waktu terlalu cepat berjalan."
Lalu bersalah hadir dalam perasaan.
Apakah ini balasan karena dulu aku sering menggunakan waktu tanpa tujuan?
Atau ini yang dikatakan tanda akhir zaman?
Ketika waktu semakin cepat berlalu.
Dan sayangnya, banyak manusia yang masih tertipu. Mungkin termasuk aku.
Masih banyak buku yang belum ku baca, masih banyak ilmu yang belum ku pelajari, aku juga ingin sesekali memanjakan diri.
Tapi, waktu seakan tidak memberi izin untuk itu semua terjadi.
Kemudian aku sadar,
Merengek dan menyesali yang sudah terjadi ini pun membuang-buang waktu.
***
Aku sadar.
Ada hal-hal yang tidak bisa aku kendalikan.
Ada hal-hal yang memang seharusnya terjadi tanpa bisa aku hentikan.
Termasuk sang waktu yang selalu ingin berlari.
Dia di luar kuasaku.
Jadi, kenapa aku tidak mengendalikan apa yang aku bisa kendalikan?
***
Tugasku hanyalah mengerjakan kewajiban dengan sebaik-baiknya.
Memenuhi lima waktu panggilanNya, mengisi hariku dengan terus melakukan hal-hal yang mengingatkanku pada-Nya, mengerjakan hal yang sudah diamanahkan padaku, menjaga dan merawat tubuh, pikiran, dan jiwaku.
Masalah waktu. Itu bukan kuasaku.
Allah tahu aku sudah berusaha sebaik-baiknya. Setidaknya jika nanti diminta pertanggungjawaban, aku sudah memiliki pembelaan.
***
Tidak apa banyak buku yang belum ku baca. Satu persatu diselesaikan, yang terpenting adalah ilmunya.
Tidak apa melakukan hal-hal semampuku.
Menuntut ilmu itu waktunya selama aku masih diberikan kehidupan, jadi tidak harus semua ilmu ku teguk dalam satu kedipan.
Tidak apa-apa tidak memiliki selalu memanjakan diri.
Tidak apa-apa.
Minggu, 18 Oktober 2020
takut.
Takut bagaimana jika nanti setelah menikah, aku rindu rumah.
Aku takut rindu ayah.
Takut rindu kenangan bersama ibu. Aku rindu waktu-waktu ketika aku dan adik-adik berseteru, kemudian setelahnya kami sudah menertawakan sesuatu yang lucu.
Aku takut rindu dengan kamarku yang tidak selalu rapih memang, tapi selalu berhasil membuatku nyaman. Aku takut rindu dengan perjalanan antara kamar-dapur-kamar mandi dan sesekali singgah di meja makan. Aku takut rindu lantai kamar yang selalu berhasil membuatku tertidur meskipun setelahnya dimarahi ayah. Aku takut rindu tumpukan buku yang tidak beraturan dan dibaca sesukanya, sesuai mood saja.
Tapi, aku juga takut jika yang terjadi sebaliknya.
Takut bagaimana jika setelah menikah, aku tidak merindukan rumah.
Bagaimana rumah yang saat ini ku tinggali, menjadi tempat berpulang dan meruntuhkan lelah setiap hari, tidak kurindukan lagi nanti?
Aku takut menyadari bahwa selama ini rumahku tidak terasa seperti 'rumah', melainkan hanya sekadar tempat singgah.
Aku takut jangan-jangan, di alam bawah sadarku, aku menikah karena butuh sebuah pelarian dari rumah.
Semoga ketakutan tetaplah sekadar ketakutan.
Jumat, 16 Oktober 2020
ridho.
Minggu, 11 Oktober 2020
Sabtu, 03 Oktober 2020
sepi.
Sabtu, 05 September 2020
hukuman.
Jumat, 21 Agustus 2020
penat.
Rabu, 19 Agustus 2020
Jumat, 14 Agustus 2020
jawaban.
doa.
Kamis, 13 Agustus 2020
menjadi lebih baik lagi.
Rabu, 12 Agustus 2020
perkara aib.
kuat.
Sabtu, 08 Agustus 2020
sayangi kamu.
Jumat, 07 Agustus 2020
khawatir.
sehat, ya.
Rabu, 05 Agustus 2020
tidak apa-apa.
Sabtu, 25 Juli 2020
tidak tahu diri.
Manusia itu, sombong. Merasa sudah berusaha sebaik-baiknya.
Padahal di belakang tubuhnya semakin bertumpuk dosa-dosa.
Meminta pertolongan dan berharap pada sesama manusia.
Rabu, 22 Juli 2020
kalau sudah takdir.
Selasa, 07 Juli 2020
Sayang Paling Tinggi
Tunda Saja Bahagianya
Dunia itu Lelah
Rabu, 01 Juli 2020
jadi begini.
Selasa, 30 Juni 2020
rahasiamu.
Senin, 29 Juni 2020
Tidak Apa-Apa Jika Tidak Jadi Pahlawan
Sabtu, 27 Juni 2020
Jangan pernah.
Rabu, 24 Juni 2020
ada yang aneh.
Jumat, 19 Juni 2020
Pada Pusaramu
Segenggam Perasaan
Rabu, 03 Juni 2020
Selasa, 02 Juni 2020
lepas.
Jumat, 29 Mei 2020
Selasa, 26 Mei 2020
salahmu.
Minggu, 24 Mei 2020
Jumat, 22 Mei 2020
Sabtu, 16 Mei 2020
Sabtu, 25 April 2020
Rabu, 15 April 2020
Biar Allah yang Menjaga
Ketika kamu mengkhawatirkan seseorang,
dan jarak membuat kalian terhalang.
Tanpa perlawanan apa-apa dari penduduk Mekah,
Abrahah dan pasukannya satu per satu binasa.
Senin, 13 April 2020
kamu tidak pernah menduga,
ketika malam tiba,
Sabtu, 11 April 2020
Rabu, 08 April 2020
Nangis aja dulu, gapapa.
Selasa, 07 April 2020
Ternyata Sayang itu Bentuknya Beda-Beda, ya.
Jumat, 03 April 2020
Kamu dan Gawaimu
Rabu, 01 April 2020
Jumat, 27 Maret 2020
Kamis, 26 Maret 2020
Rabu, 25 Maret 2020
Selasa, 24 Maret 2020
Senin, 23 Maret 2020
Minggu, 22 Maret 2020
saat ini kamu sedang sering merasa bingung
menentukan hal yang harus dilakukan selanjutnya.
Tetap pada hal yang sudah ada,
rasanya, kok, begini-begini saja.
Tapi,
mau melangkah kemana,
juga belum tahu arah dan tujuannya.
Kemudian perasaanmu memburuk,
dan merasa semua yang kamu lakukan sia-sia.
Usahamu tidak ada gunanya.
Tidak apa-apa juga jika,
suatu waktu kamu membandingkan diri,
dengan seseorang yang muncul fotonya di sosial media,
dan merasa dia unggul dalam segalanya.
Tidak apa-apa.
Kamu manusia.
Perasaan-perasaan seperti itu wajar untuk ada.
yang harus kamu selalu ingat,
Kamu berharga.
Tuhan menciptakanmu dengan sebuah tujuan.
Tujuan-Nya memang kasat mata,
tapi tidak ada yang namanya kesia-siaan.
Semua usaha dan proses masuk penilaian.
Kamu belum tahu, kan, kondisimu 10 tahun ke depan?
Kenapa tidak dirangkai kisah indahnya dari sekarang?
Pelan-pelan saja,
jangan terburu-buru.
Percaya,
semua hal baik yang kamu lakukan,
akan mengantarkan kamu kepada kebahagiaan.
Entah sesuai keinginan
atau yang sebenarnya kamu butuhkan.
Pada dasarnya apapun yang dipilihkan Tuhan itu kebaikan, ya kan?
dan ingat,
Kamu berharga.
Hanya ada satu kamu di alam semesta.
Pun ada yang menyamai rupa,
tapi yang benar-benar seperti kamu, jelas tak ada.
Ada orang-orang yang bersyukur dan bahagia
atas terciptanya kamu di dunia.
Aku, salah satunya.