Blinking Hello Kitty Angel Jurnal Bunga Matahari: Perempuan itu (2)

Senin, 20 Agustus 2018

Perempuan itu (2)

Dari perempuan itu aku belajar,
dan membuatku berjanji kepada diri sendiri.

Bahwa ketika kau menjadi orangtua bukan berarti kau sepenuhnya benar.
Bahwa ketika kau menjadi orangtua, itu juga merupakan sebuah proses pembelajaran.
Dan terkadang, meskipun kurang mengenakan, pelajaran itu hanya bisa didapat dari seorang anak.
Saat itulah kau harus menurunkan sedikit keegoisanmu.

Ketika suara-suara kecil itu sedang menyuarakan isi hati mereka.
Mengungkapkan alasan mengapa mereka melakukan sesuatu,
bahkan yang paling menjengkelkan menurutmu. 

Seseorang pernah berkata 
Seorang anak tak meminta untuk dilahirkan ke dunia.
Seorang anak bahkan tak bisa memilih orangtuanya.
Maka orangtua yang dapat memutuskan apakah ingin menjadi yang terbaik atau terburuk untuk anak-anak mereka. 

Bersikap adil-lah ketika nanti kau menjadi orangtua.
Kau ingin anakmu meminta maaf ketika bersalah dan berterimakasih untuk segala kebaikan.
Maka lakukanlah juga untuk mereka.
Kata "maaf" dari seorang ayah tidak akan melunturkan kewibawaannya.
Kata-kata yang lembut dari seorang ibu tidak akan menghilangkan gambaran keperkasaan seorang wanita.

Hal yang sama pentingnya,
Lisanmu harus lebih dijaga ketika nanti menjadi orangtua.
Setiap kata yang terlontar untuk mereka, anak-anakmu, dapat menjadi luar biasa dampaknya.
Kau bisa memantik  semangat  mereka hanya dengan dua atau tiga kata.
Dan sayangnya,
dengan dua atau tiga kata juga, kau dapat merobek dalam-dalam perasaan mereka.

Bahkan kemungkinan sebagian besar kata-katamu untuk mereka adalah doa,
yang tak bisa kau tolak dan kau tebak kapan terkabulnya.

Mungkin kah anak-anak yang memiliki kebencian pada orangtuanya, pada awalnya adalah mereka yang memiliki perasaan sangat dalam kepada keduanya?
Mungkin saja.
Karena rasa kecewa paling dalam manusia seringnya hadir dari orang-orang yang paling ia percaya,
yang paling ia sayang,
yang paling ia agungkan.
Sehingga hanya dengan satu tetes kekecewaan, untaian perasaan yang dalam itu dapat seketika hancur,
bermertamorfosis menjadi kebencian luar biasa.

Jadi,
suatu hari nanti, berjanjilah untuk siap menjadi orang tua yang pantas dan terbaik untuk anak-anak kita.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar