Blinking Hello Kitty Angel Jurnal Bunga Matahari: Ketika Masih Harus Berjuang

Jumat, 05 Juni 2015

Ketika Masih Harus Berjuang

H-3 SBMPTN.

Iya, lukanya sudah mulai menutup kok, hanya saja kalau belum benar-benar kering terkadang masih terasa sakit. Masih jelas gimana perasaan waktu hari H pengumuman, walaupun jauh-jauh hari udah mempersiapkan mental dan berkata pada diri sendiri, "Gapapa nanti nangis, tapi jangan lama-lama, setelah itu bangkit lagi. Allah punya rencana yang lebih baik."
Tapi ternyata gak bisa ngontrol juga. Apalagi waktu itu ayah lagi gak ada dirumah dan rasanya bingung mau dilimpahin ke siapa sedihnya. Beruntung, masih ada pasukan moodbooster yang biasa meramaikan whatsapp, setelah sebelumnya bahkan gak berani untuk nyalain handphone karena katanya belum berani nerima pertanyaan 'Gimana fah?' dari orang-orang.
Setelah itu, mulai muncul pertanyaan-pertanyaan dari dan untuk diri sendiri, rasa bersalah yang dari awal muncul sudah makin membesar, kalau diibaratkan balon, mungkin sedikit lagi akan pecah. Merembet ke khayalan dan angan-angan yang diawali dengan kata 'Seandainya'.

Dan, Alhamdulillah langsung disadarkan, bahwa itu gak boleh.

Normalnya setelah tau gak lolos, ya langsung lanjut belajar untuk SBM. Tapi seperti belum sadar sepenuhnya, buku SBM terbuka lebar, tapi pikirannya gak tau melayang kemana.

Kayak belum pernah ngerasain jatuh aja, tapi namanya jatuh ya tetap saja rasa sakitnya selalu berasa dan gak bisa di-'udah biasa'-in, dan setelah itu sadar bahwa sebentar lagi juga memasuki masa dimana bakal ngerasain jatuh yang lebih-lebih, karena hidup gak selalu sejalan dengan apa yang manusia mau dan gak ada yang namanya benar-benar istirahat.

Perlahan rasa bersalahnya berubah jadi perasaan yuk-evaluasi-diri-dulu.
Iya,evaluasi diri. 'Coba berkaca sama mereka yang udah mendapatkan mimpinya, pasti kamu banyak kurangnya.'

Mungkin karena terlalu berharap. Karena sebenernya yang menentukan besar kecilnya perasaan kecewa ya... besar kecil harapannya. Berharap gak harus mengulang untuk berusaha kedua kalinya.

Mungkin karena terlalu sombong. Iya, sombong. Entah bagaimana, tapi yang namanya penyakit hati itu mudah banget untuk masuk bahkan nyelip diantara perasaan-perasaan lainnya.


Mungkin karena usaha selama ini belum terlalu besar, belum terlalu pantas untuk langsung mendapatkan hal itu. Mereka yang berhasil mendapatkan itu, diantaranya pasti ada yang selama ini bertahan untuk terus berjuang, bahkan disaat orang-orang terlelap, atau mungkin menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berjuang sekalipun yang diperjuangkan agak susah buat dia. Menjadikan belajar itu kebutuhan, bukan keharusan, bukan sesuatu yang harus dilakukan dengan 'sedikit' terpaksa. Walaupun sedikit, berarti gak sepenuhnya ikhlas kan?

Mungkin masih banyak hal yang berhubungan dengan hal ini yang harus diperbaiki. Harus dibenahin sebelum bisa dapetin hal itu. Contohnya mungkin, hubungan dengan orangtua, dengan saudara, atau dengan orang-orang disekitar. Gak, bukan berarti ada sesuatu yang buruk. Tapi mungkin tanpa disadari ada perbuatan-perbuatan yang meninggalkan bekas di hati dan menghalangi sebuah doa. Bukan ber-suudzon, tapi perasaan bersalah.

Dan yang paling menohok itu ya..

Mungkin kurang serius mintanya sama Yang Punya Segalanya,Yang Mengatur Segala Urusan Hingga Hal Yang Terkecil. Seperti yang sering ditemuin di media sosial, kata-kata : "Jodoh itu sudah ada yang ngatur,deketin aja yang ngaturnya." itu bener, cuma ganti aja kata jodoh dengan segalanya, karena takdir gak cuma jodoh kan..

Salah satu teman yang mendapatkan bilang, " Hitungan manusia gak berlaku bagi Allah fah,.."


Satu lagi pelajarannya, jangan sering-sering lihat kebelakang juga, karena itu kadang bikin kita jadi membanding-bandingkan apa yang dimiliki orang lain dengan apa yang kita punya. Padahal setiap manusia udah punya porsi rezekinya masing-masing dan itu gak akan jatuh ketangan orang lain. Karena Allah memberikan cobaan gak bakal lebih besar daripada kemampuan seseorang. Pas, atau mungkin lebih mudah, dan  setiap cobaan itu sudah satu paket dengan 'kunci jawabannya' , tinggal pilihan manusia mau berusaha atau langsung nyerah gitu aja.

Teman itu bilang lagi, " Allah sedang merencanakan sesuatu yang lebih baik untuk kamu fah,dan itu bukan sekarang saatnya.."

Ah. Mungkin cukup. Karena pertarungannya belum selesai, musuhnya masih banyak.
Untuk para pejuang yang masih berperang, ayo rapatkan barisan, siapkan tameng terkuat,kuda tercepat dan pedang paling tajam.*kenapa kuda? karena prajurit berkuda itu terlihat lebih gagah,haha 

Jangan lupa sertakan Allah dalam setiap usaha, kita pasti bisa ! :)





2 komentar:

  1. Ketika kita mendapatkan kegagaglan itu berarti kita sedang melalui proses dan gak diam saja.

    Good luck Ifa, semoga yang berikutnya berhasil ya :)

    BalasHapus
  2. aamiin,terimakasih atas doa dan semangatnya :)

    BalasHapus